Kabupaten
Jombang memiliki kesenian khas yang telah menjadi ikon dari Jombang. Ikon
tersebut adalah Besutan. Besutan adalah kesenian tradisional asli Kabupaten
Jombang yang merupakan pengembangan dari Kesenian Lerok, dan juga merupakan
cikal bakal dari Ludruk.
Sejarah Besutan
Besutan
merupakan salah satu kesenian asli jombang yang sudah ada sejak zaman
penjajahan, namun sampai saat ini banyak masyarakat yang tak menegenal Besutan,
bahkan warga Jombang sendiri sudah mulai melupakan budaya yang menjadi cikal
bakal budaya Ludruk ini.Besutan berasal dari nama tokoh utama kesenian ini,
yakni Besut yang dalam bahasa jawa memiliki arti “mbeto maksud”
atau “membawa pesan” dalam bahasa Indonesia.
Besutan dipentaskan pertama kali
oleh Pak Santik, seorang pengamen jalan, petani, serta abdi dalem di
kabupaten Jombang pada tahun 1894 - 1897, pak santik berkeliling dari desa ke
desa untuk mengamen Besut, hingga akhirnya besutan terkenal di seluruk pelosok
daerah Jombang. Setelah Besutan makin populer ditengah masyarakat saat itu, Pak
santik mulai mengajak teman – teman senasib yang juga tengah menunggu musim panen
untuk bergabung dalam Besutan. Karena anggota pengamen ini masih 2 orang,
cerita yang dibawakan oleh pak santik dan kawannya ini tak jauh dari obrolan
problem yang sering dihadapi oleh masyarakat, seperti perbincangan antar laki –
laki atau perempuan, kehidupan rumah tangga, dan kisah cinta sepasang kekasih.
Di setiap pementasan pak santik selalu mendandani temannya ini dengan riasan
wanita. Setelah anggota pengamen pak Santik semakin bertambah, dan memungkinkan
untuk membuat alur cerita yang lebih kompleks, akhirnya rombongan pengamen
Besut yang digawangi pak Santik mengamen dengan pementasan utuh, dengan lakon
Besutan.
Tokoh – tokoh dalam Besutan
1. Besut
Tokoh
Besut merupakan sosok laki – laki yang cerdas, kritis, terbuka dan memilliki
jiwa seni.
2. Rusmini
Gadis
cantik yang menjadi kekasih hati Besut, dan tinggal bersama pamannya. Namun
kisah cintanya dengan Besut selalu dihalang – halangi oleh Sumo Gambar.
3. Sumo
Gambar
Tokoh
Sumo Gambar selalu berperan antagonis, di lukiskan sebagai seorang laki – laki
yang berupa buruk, namun memiliki kekayaan yang berlimpah. Sumo Gambar
mencintai Rusmini, namun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan, karena Rusmini
hanya mencintai Besut.
4. Man
Gondo
Paman
Rusmini yang selalu berpihak pada Sumo Gambar, karena Sumo Gambar lebih kaya
daripada Besut.
Ke –
4 tokoh inilah yang selalu muncul dalam setiap pementasan besutan, tokoh tokoh
lain dapat muncul sesuai dengan kebutuhan, atau sesuai dengan alur cerita. Di
setiap pementasan Besutan pasti memiliki alur dan tema yang berbeda, namun
tetap akan ada jalan cerita dimana terjadi cinta segitiga antara Besut, Rusmini
dan Sumo Gambar.
Ritual Pembukaan Pementasan Besutan
Besutan
membawa beberapa pesan moral dan kritikal pada penjajah yang saat itu menduduki
Indonesia yang menjadikan rakyat Indonesia bodoh dan miskin. Karakter
Besut juga merupakan gambaran dari perjuangan melawan bangsa penjajah yang
menduduki tanah air.
Pada
setiap pementasan Besutan, akan selalu ada sebuah ritual yang berfungsi
sebagai pembuka pementasan dan juga sebagai lambang perjuangan rakyat
indonesia, yakni karakter Besut yang berjalan memasuki panggung dengan mata
terpejam yang memiliki arti bangsa indonesia tak boleh terlalu banyak tahu,
mulutnya tersumbat susur (semacam daun sirih) yang
melambangkan bahwa rakyat indonesia dilarang untuk berpendapat, dan berjalan
dengan merayap mengikuti kemana obor yang dibawa oleh pemain lain bergerak.
Hingga pada satu kesempatan, besut akan melompat dan menyemburkan susur didalam
mulutnya menuju obor, hingga obor tersebut padam. Setelah obor padam,
Besut langsung membuka matanya, dan mulutnya terbebas dari susur dan
ia pun langsung menari dengan sangat bersemangat. Setelah besut seleai menari,
ia akan melantunkan Kidungan (pantun jawa) khas Jombang.
Setelah itu baru pementasan besut masuk kedalam lakon yang diangkat.
Dalam
ritual pembukaan ini, tokoh Besut menggunakan kostum yang sangat sederhana,
yaitu kain putih yang dililitkan ditubuhnya yang melambangkan kebersihan jiwa
dan raga, dan sebuah tali lawe yang melilit diperutnya yang
melambangkan kesatuan, dan tutup kepala berwarna merah yang melambangkan
keberanian. Sedangkan tokoh Rusmini, mengenakan kostum busana khas kabupaten
Jombang yaitu , kain jarik, kebaya dan kerudung lepas. Man Gondo menggunakan
busana khas jawa timuran dan Sumo Gambar menggunakan kostum khas masyarakat
Madura.
Demikianlah,
sedikit informasi tentang Besutan, budaya asli Jombang yang hampir terlupakan
karena tergerus zaman dan arus globalisasi yang semakin kebarat – baratan dan
modern, semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Matur Nuhun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar