Ringin Contong (Indonesia : Menara Beringin)
adalah sebuah markah tanah yang menjadi ciri khas kota Jombang. Kebanggaan ini menjadi pemicu dan
pemacu elemen masyarakat Jombang, baik yang berada di tingkatan lokal maupun
warga Jombang yang sudah berdomisili di kota lain. Seperti misalnya komunitas
teater Ringin Contong STKIP PGRI Jombang yang menggemari ludruk
mahasiswa ITS Tjap Toegoe Pahlawan. Sedangkan komunitas warga Jombang
di Jakarta dan sekitarnya sengaja memasang bentuk menara air Ringin Contong
dalam logo organisasi yang bertajuk Pagerijo, akronim dari Paguyuban Arek Jombang (Indonesia : Grup Anak Jombang).
Mengapa Ringin Contong dipandang
sebagian warga masyarakat Jombang begitu penting sebagai ikon kota berjuluk
kota santri ini? Ada baiknya kita telusur arti penting Ringin Contong dari
berbagai sudut pandang. Pertama dari kajian etnografi atau yang bersumber dari
cerita rakyat sebagai kekayaan folklor/tradisi kolektif masyarakat Jombang,
yaitu cerita Kebokicak Karang Kejambon. Alkisah ketika terjadi pengejaran
Kebokicak terhadap Surantanu dan Banteng Tracak Kencana yang akan digunakan sebagai
tumbal terkait munculnya pageblug/wabah penyakit yang sulit disembuhkan di
daerah padepokan Pancuran Cukir, Kebokicak berteduh di bawah pohon
raksasa. Setelah melihat langsung pohon raksasa itu akhirnya tempat
persinggahan tersebut dinamakan Ringin Contong.
Pembangunan
Kedua ditanamnya pohon beringin oleh
bupati Jombang pertama Raden Adipati Arya Soeroadiningrat
V atau
lebih akrab disebut Kanjeng Sepuh pada tanggal 22 Februari 1910, bertepatan dengan peletakan batu pertama pembangunan
pendapa kabupaten Jombang. Pada tanggal tersebut Kanjeng Sepuh sekaligus
menanam dua pohon beringin sebagai simbol pengayoman.
Satu pohon beringin kunthing ditanam di depan pendapa, sedangkan satunya
ditanam tepat di lokasi Ringin Contong sekarang.
Sebagai
acuan titik nol
Ketiga ditetapkannya Ringin Contong
sebagai acuan titik nol jarak antar wilayah di
kabupaten Jombang maupun antar kota dengan pusat kota santri ini. Keputusan ini
barangkali sejalan dengan penetapan batas-batas kota Jombang oleh pemerintah
Hindia Belanda yang pada saat itu berkedudukan sebagai ibukota Afdeeling Jombang yang terletak di
Karesidenan Surabaya. Penetapan ini tepatnya terjadi pada 20 September 1877 yang dimuat dalam lembaran negara no. 172
(Staatblad van Nederlandsch-Indie Besluit van den Gouverneur-Generaal van
Nederlandsch-Indie van 20 September 1887 no.2/c).
Dibangun
menara air oleh pemerintah Hindia Belanda
Keempat dibangunnya menara air pada
tahun 1929 oleh pemerintah Hindia Belanda. Meskipun bangunan ini bukan ringin
contong yang dimaksud, tetapi sebagian besar warga Jombang menganggap menara
air tersebut bagian tak terpisahkan dari situs Ringin Contong. Posisi Ringin
Contong di Titik Nol memang memiliki arti yang
sangat berharga sebagai episentrum kota Jombang. Karena nol identik dengan kosong, sedangkan dalam
kekosongan ada kesadaran akan Yang Maha Satu. Artinya di titik nol itulah
sebenarnya sumber kekuatan sebagaimana roda berjeruji yang titik tumpunya pada
titik sumbu/as yang berada di tengah roda. Ringin Contong kita analogikan
sebagai sumbu sebuah roda wilayah bernama Kabupaten Jombang.
Pembanding acuan titik nol di kota
lainnya
Sebagai bahan pembanding adalah Tugu Khatulistiwa di Pontianak yang merupakan penanda garis equator di permukaan bumi, tempat dimana matahari berada pada satu garis
lurus di atas bumi, sehingga tidak ada bayangan yang muncul akibat sinar
matahari yang menerpa benda-benda. Tugu Khatulistiwa sama-sama berada pada
titik nol, cuma yang membedakan adalah kedudukan dan fungsi masing-masing.
Ringin Contong dalam skala mikro sebagai titik awal yang menghubungkan jarak
antarwilayah. Sedangkan Tugu Khatulistiwa adalah titik nol sebuah makrokosmos
bernama bumi yang kita pijak.
Terlepas dari interpretasi
masing-masing orang maupun elemen masyarakat di kabupaten Jombang terkait arti
penting sebuah lokasi dan cagar budaya bernama Ringin Contong, alangkah indahnya jika warga masyarakat
khususnya di kota santri ini turut uri-uri atau melestarikan ikon kota Jombang.
Sehingga Jombang pantas disandingkan dengan kota-kota dengan identitas khas
yang dimiliki. Biarlah Jakarta punya Monas, Surabaya memiliki Tugu Pahlawan, Pontianak tempat Tugu
Khatulistiwa, dan Jombang bangga dengan Ringin Contongnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar